Résultats de recherche
F.X. Hadi Rudyatmo. Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo (lahir 13 Februari 1960) [3] adalah seorang politisi Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta periode 2012–2015, dan terpilih kembali untuk periode 2016–2021. Ia merupakan politikus yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan .
Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo (born 13 February 1960) is an Indonesian politician and former Mayor of Surakarta. His party is the Indonesian Democratic Party – Struggle (PDI-P). Before he was mayor, he had been elected into Surakarta's city council in 2004, and became the deputy mayor in 2005.
Il y a 1 jour · TEMPO.CO, Solo - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Solo FX Hadi Rudyatmo memberikan tanggapannya terhadap putusan MA tentang panambahan tafsir syarat usia calon kepala daerah. Melalui putusan Nomor 23 P/HUM/2024 itu, ketentuan syarat usia dari yang sebelumnya calon gubernur dan wakil gubernur berusia 30 tahun terhitung sejak penetapan pasangan calon, menjadi berusia 30 tahun ...
28 oct. 2022 · Mengutip laman ppid.surakarta.go.id, pemilik nama lengkap Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo ini lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 13 Februari 1960. Dia merupakan Wali Kota Surakarta selama dua periode, yakni 2012 hingga 2015 dan 2016 hingga 2021. Sebelumnya, juga selama dua periode, Rudy mendampingi Joko Widodo atau Jokowi sebagai ...
Il y a 1 jour · Dalam upacara itu, Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo sekaligus sebagai pembina upacara menyampaikan beberapa poin kepada para kader. Termasuk semangat untuk merebut kembali kemenangan dalam Pilkada 2024 dengan semangat tanpa penindasan.
Il y a 5 heures · 3 Pernyataan FX Rudy soal Sistem Komandante PDIP Jateng. Ketua PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng. 1. Tak Ikut Komandante 2. Singgung Aturan KPU 3. Solo Dapil Neraka. Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo angkat bicara soal polemik sistem komandante PDIP Jawa Tengah. Berikut pernyataan FX Rudy.
The incumbent mayor F. X. Hadi Rudyatmo had previously endorsed Purnomo, but accepted Gibran's nomination. [5] Bagyo was accepted as an independent candidate after collecting enough support in form of ID card submissions numbering 38,831, in excess of the 35,870 required to be accepted.
